M
|
alam
bermelodi sekali lagi. Memunculkan Bintang-bintang dan kau Bulan.. Sepertinya Aku
telah usai dihatimu. Ataukah Aku yang dengan sengaja mengusaikannya. Betapa bodohnya
Aku jika begitu. Sebut saja Aku ini sibodoh, yah Aku bodoh karena Aku telah
menyakiti hatimu Bulan. Diantara Bintang lain yang berpendar diatas sana kau
sudah memilihku, yang bersinar redup. Namun
apa yang telah kuperbuat? Hanya karena kau selalu mengitari Bumi atau rasa
minderku yang terlalu menjadi. Aku mengacuhkanmu. Bukankah itu sudah hukum alam
jika kau memang harus mengorbit bersama Bumi? Egoisnya diriku.. Dan Hatimu, yang
tadinya putih tampak licin. Sekarang tergores-gores bahkan beberapa pecah,
benarkan? Jika begitu Aku memang sangatlah bodoh dan egois.
Bulan. Kali ini Aku tak tahu harus
berbuat apalagi selain hanya memandangimu dimalam hari. Jujur saja. Aku rindu senyum, tawa, dan canda
darimu. Dan lagi kau tampak selalu manis jika tersenyum. Kini? Semua tinggalah
kenangan yang tersisa disalah satu bola mataku. Yah salah satu bola mataku
saja. Karena satunya lagi hanya ada sudut yang berpendar dimana rasa bersalah
itu terus mencuat. Oh Bulan maafkan si bodoh ini. Aku hanya ingin berteman lagi denganmu. Bukan
terus memandangi mu dari bawah sini. Bulan Aku ingin lagi mendengar suaramu
memanggil namaku, bukan hanya mendengar suara derap kakimu menjauh dariku. Bulan
Aku ingin lagi melihat mu tersenyum dari dekat, bukan hanya melihatmu
memalingkan muka dariku.
Maafkan aku.. dua kata yang mungkin
membosankan menurutmu. Tapi Aku tak
pernah jenuh mengatakannya padamu jika aku benar-benar meminta maaf Bulan. Apapun
keputusanmu, memaafkanku atau tidak Aku tak peduli. Bukan hakku menentukan
jawaban dari hatimu. Tapi tolong lihatlah betapa tulusnya Aku meminta maaf
Bulan... Yah, semoga kau memaafkanku. Teruslah berlayar melintasi angkasa
malam. Semoga dirimu bahagia disemesta sana.. :-)