Malam
kembali menyembul dari balik tirai-tirai senja. Sebuah romansa asmara juga ikut
menyeruak keluar. Aku yang selalu dan selalu berusaha mengunci rapat pintu
hatiku akhirnya lebur juga. bersama dengan seseorang yang berhasil meluruhkan
janjiku itu. Yah seseorang dengan ketulusan dan kepedulian yag luar biasa
datang. Ia sedikit sama denganku. Ia sama-sama memiliki masa lalu yang bisa
dibilang bukanlah suatu hal yang indah untuk dikenang. Tak ada alasan untuk
menolaknya kini. Ia terkadang masih sering terikat dengan kenangan indah
bersama orang yang pernah dicintainya itu.
Berbanding
terbalik denganku. Aku hanya mengenang betapa bodohnya aku pernah bersama orang
yang dulu ku sebut ‘sayang’. Yah aku selalu menyesali hari-hariku dulu. Terjebak
cinta buta. Jelas buta itu tidak membaca, buta itu tidak bisa melihat, melihat
mana yang baik dan yang buruk. Dan satu hal yang masih kusesali. Dia. Dia yang
baru-baru ini telah menerbitkan sebuah pengharapan akan Semi. Dia masih terlalu
dekat dengan masa lalunya..
Seberusaha
apapun aku mencairkan ingatannya itu, tetap saja masih kental diotaknya. Mungkin
bukanlah kental tapi kekal. Ah sudahlah, semalaman aku tak tidur hanya untuk
memikirkan masa lalunya. Untuk apa? Jikalaupun aku tau, aku tak bisa merubahnya
bukan? Hal yang sia-sia. Sekarang terserah padanya mungkin, hatiku tak lagi
berpintu untuknya..